JAKARTA — Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengungkap alasan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendatangi kantor wilayah wajib pajak atau kanwil WP besar, Jumat (7/11/2025).
Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Kemenkeu, Rosmauli menyampaikan bahwa pihaknya membagi target penerimaan pajak secara proporsional kepada seluruh unit kerja di Indonesia.
Menurut Rosmauli, pembagian beban target penerimaan pajak kepada seluruh unit kerja Ditjen Pajak Kemenkeu didasarkan dengan pertimbangan potensi ekonomi, profil dan komposisi WP di masing-masing wilayah. Dia mengakui bahwa kedatangan Purbaya di kanwil DJP Wajib Pajak Besar atau large tax office (LTO) tidak lepas dari besarnya potensi penerimaan pajak yang ditangani fiskus di sana.
“Kanwil DJP WP Besar mempunyai potensi pajak terbesar dibandingkan dengan kanwil-kanwil lainnya,” terangnya kepada Bisnis, Selasa (11/11/2025).
Seperti diberitakan sebelumnya, Purbaya mengunjungi Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak–Wajib Pajak Besar (LTO), Jumat (7/11/2025). Dia menyampaikan optimismenya terkait dengan pencapaian target penerimaan pajak tahun ini kepada para petugas pajak di kanwil tersebut.
Purbaya menyampaikan, target fiskus yang sulit dicapai dalam memungut pajak disebabkan oleh kondisi ekonomi yang melemah. Hal ini beberapa kali disampaikan olehnya, merujuk pada saat kondisi memburuk akhir Agustus 2025 lalu ketika terjadi demonstrasi besar-besaran.
“Makanya target anda susah dicapai. Saya pernah bilang kan di meeting besar bahwa bukan salah orang pajak itu enggak tercapai, karena ekonominya turun, tetapi orang-orang kan enggak peduli di luar,” jelasnya dikutip dari akun Instagram resmi @menkeuri, Minggu (9/11/2025).
Oleh sebab itu, dia meminta agar Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu tetap berusaha seoptimal mungkin. Dia meyakini kondisi perekonomian sudah berbalik arah sejak akhir kuartal III/2025, atau tak lama setelah dia menjabat Menkeu.
Beberapa gebrakan Purbaya yakni memindahkan kas pemerintah Rp200 triliun di Bank Indonesia (BI) ke himbara guna memacu pertumbuhan kredit, maupun menggelontorkan beberapa stimulus.
“Mudah-mudahan nanti pajaknya agak membaik sedikit. Saya harapkan target-targetnya bisa tercapai,” paparnya.
Untuk tahun depan, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu memperkirakan penerimaan pajak akan membaik. Sebab, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan didorong mencapai 6% (year on year/YoY).
“Kita akan dorong tumbuhnya ke 6%, itu harusnya kalau rasionya kita betul itu, private sektornya bisa jalan, tetapi anda ngerti kan apa yang anda kerjain? Jaga terus integritas,” terangnya.
Berdasarkan data APBN KiTa edisi Oktober 2025, penerimaan pajak sampai dengan akhir September 2025 tercatat sebesar Rp1.295,3 triliun.
Realisasi itu turun sebesar 4,4% (YoY) dari September 2024 yakni Rp1.354,9 triliun. Capaiannya baru 62,4% terhadap outlook penerimaan pajak berdasarkan laporan semester I/2025, yakni Rp2.076,9 triliun.
———————-
Artikel berjudul “Ditjen Pajak Buka-bukaan Alasan Menkeu Purbaya Datangi Kanwil WP Tajir
“ dikutip dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20251111/259/1927935/ditjen-pajak-buka-bukaan-alasan-menkeu-purbaya-datangi-kanwil-wp-tajir





