Perusahaan Otomotif AS Desak Donald Trump Pertahankan Insentif EV

JAKARTA — Sebuah aliansi yang mewakili perusahaan otomotif besar seperti General Motors, Toyota, dan Volkswagen mendesak presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mempertahankan insentif pajak kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Sebagaimana diberitakan Reuters, desakan ini disampaikan melalui surat yang belum dipublikasikan pada 12 November. Aliansi tersebut juga mendesak Trump untuk mempercepat penerapan teknologi mobil tanpa pengemudi.

Dalam surat tersebut, aliansi itu mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait aturan emisi kendaraan, khususnya di negara bagian seperti California, yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi pasar otomotif saat ini dan memberatkan konsumen dengan biaya tambahan. Meski tidak menjelaskan detail revisi yang diinginkan, kelompok ini menyatakan mendukung aturan emisi yang “wajar dan dapat dicapai.”

Surat yang ditandatangani CEO Aliansi John Bozzella juga menyoroti tantangan persaingan dengan kendaraan listrik bersubsidi dari China. Selain itu, China disebut sedang mengembangkan kerangka regulasi untuk mendukung kendaraan tanpa pengemudi. Rencana tersebut bisa makin meningkatkan daya saing indutri otomotif China.

Aliansi ini juga meminta Trump mempertimbangkan kembali aturan yang mewajibkan hampir semua kendaraan baru dilengkapi dengan sistem pengereman otomatis canggih pada 2029. Sebelumnya, kelompok ini menyebut aturan tersebut “hampir mustahil dicapai dengan teknologi yang tersedia saat ini.”

Desakan Aliansi perusahaan otomotif mengemuka setelah tim transisi Trump dilaporkan akan menghapus insentif pajak konsumen senilai US$7.500 untuk pembelian EV. Jika insentif ini dihapus, transisi EV di Amerika Serikat diperkirakan akan makin lambat.

Selain itu, tim transisi Trump dikabarkan berencana menargetkan penghapusan regulasi era Biden yang bertujuan meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mendorong peralihan ke EV. Langkah ini konsisten dengan janji kampanye Trump untuk mengakhiri mandat kendaraan listrik (EV mandate), meski tidak ada aturan eksplisit yang mewajibkan perusahaan bertransisi ke EV.

Regulasi era Biden memproyeksikan bahwa setidaknya 35% produksi kendaraan harus beralih ke EV pada 2032, dengan insentif yang diberika secara bertahap untuk menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar fosil. Jika diubah, langkah ini kemungkinan akan menggeser fokus industri otomotif AS dari target transisi energi bersih.

———————-

Artikel berjudul “Perusahaan Otomotif AS Desak Donald Trump Pertahankan Insentif EV
dikutip dari https://hijau.bisnis.com/read/20241122/652/1818209/perusahaan-otomotif-as-desak-donald-trump-pertahankan-insentif-ev