Breaking: Defisit APBN Juni 2025 Melebar ke Rp197 Triliun

JAKARTA — Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Juni 2025 mencatatkan defisit Rp33 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pendapatan negara sepanjang semester I atau Januari—Juni 2025 mencapai Rp1.210,1 triliun.

Penerimaan pajak mencapai Rp837,8 triliun atau 38,0% dari target APBN 2025 senilai Rp2.189,3 triliun. Kinerja penerimaan pajak itu turun 6,2% (year on year/YoY) dari Juni 2024 senilai Rp893,8 triliun.

“Pendapatan negara terkontraksi 9% dipengaruhi oleh tren penurunan harga ICP, pengalihan dividen BUMN ke BPI Danantara, dan kebijakan PPN secara terbatas atas barang mewah,” tertulis dalam paparan Sri Mulyani, dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggara DPR RI di Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Realisasi belanja negara hingga Juni 2025 tercatat senilai Rp1.407,1 triliun. Pengeluaran itu terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp1.006,5 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp400,6 triliun.

Belanja negara telah mencapai 38,8% dari pagu tahun ini, bertambah cukup cepat dari posisi Mei 2025 yang masih sebesar 28,1% dari pagu.

Nilai belanja yang lebih besar dari pendapatan negara membuat APBN mengalami defisit Rp197 triliun. Defisit itu setara dengan 0,81% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Defisit tercatat melebar dari APBN Mei 2025 yang senilai Rp21 triliun atau 0,09% terhadap PDB. APBN mencatatkan surplus untuk pertama kalinya pada April 2025 setelah mengalami defisit pada tiga bulan pertama tahun ini.

Biasanya, APBN mengalami surplus pada awal tahun lalu defisit beberapa bulan setelahnya, setelah terjadi akselerasi belanja. Namun, pada 2025 kondisinya berbeda karena ada perlambatan penerimaan pajak pada awal tahun.

Sri Mulyani juga memaparkan bahwa keseimbangan primer APBN Juni 2025 tercatat surplus Rp50,2 triliun. Nilainya berkurang dari posisi Mei 2025 senilai Rp192,1 triliun.

Secara keseluruhan, pemerintah mendesain defisit APBN 2025 setahun penuh senilai Rp616,2 triliun atau 2,53% terhadap PDB.